"ipa atau ips ?"
Kadang sedikit membuat bingung sendiri ketika hendak menjawab. Tepatnya sekitar 2 tahun yang lalu pertanyaan tersebut sedang marak diperbincangkan oleh teman-teman seangkatan di sekolah saya. Kami yang saat itu hanya siswa kelas sepuluh yang baru mengenal dunia pendidikan tingkat atas masih belum paham betul mangenai penjurusan. Memang secara kasat mata kami bisa membedakan antara jurusan ipa ataupun ips, namun hal itu bukanlah titik utama pembagian jurusan. Karena sebenarnya, pembagian jurusan tersebut bukan yang menentukan akhir dari pendidikan kita, melainkan sebagai proses yang nantinya akan membantu kita untuk prospek lebih utama.
apa itu jurusan ipa ?
"FISIKA, KIMIA, BIOLOGI" jawaban yang merupakan hal paling umum yang diketahui publik atas pertanyaan tersebut. Banyak para siswa tidak mau memasuki jurusan ipa hanya karena beberapa alasan yang kurang bisa menjadi pertimbangan untuk memilih jurusan.
Berikut 10 hal-hal yang biasanya menjadi alasan yang pernah saya dengar dari orang-orang sekitar saya :
1. "saya gak suka ipa"
2. "saya gak cocok di ipa "
3. "saya takut gurunya(menyebutkan salah satu nama guu yang di mata mereka galak)"
4. "saya sekolah cuma pingin dapet ijazah, jadi buat apa susah-susah milih pelajaran"
5. "ipa tuh banyak rumus. pusing."
6. "belajar di kelas ipa gak santai"
7. "kalau di kelas ipa suka banyak tugas, ribet"
8. "fisika itu sulit"
9. "saya gak ngerti biologi"
10."saya gak suka kimia"
Itulah beberapa alasan yang pernah saya dengar dari teman-teman saya sendiri.
Memang tidak semua siswa kelas ipa membantah hal itu. Bahkan cukup banyak dari sebagian siswa jurusan ipa di sekolah saya membenarkannya. Tetapi bukan berarti alasan-alasan yang disebutkan diatas adalah fakta 100%. Disini saya akan meguraikan tanggapan saya terhadap argumen "penolakan" jurusan ipa diatas.
Pertama, suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu pelajaran memang bisa menjadi alasan untuk tidak memasuki jurusan itu, namun bisakah kita ulik mengapa seorang siswa bisa tidak menyukai pelajaran ipa yang notabene kurang lebih sudah 10 tahun ia pelajari. Apakah kesalahan terletak di bidang studi tersebut atau disebabkan oleh individu yang berkaitan langsung ?.
Lalu alasan yang lainnya banyak juga yang menyebutkan tidak suka dengan guru yang mengajari pelajaran ipa di sekolah saya. Semestinya guru tidak menjadi alasan seorang siswa untuk mengaitkannya dengan pelajaran tanpa bukti yang landasannya bisa dipertanggung jawabkan karena bila kita lihat dari sisi positif, hal tersebut merupakan salah satu latihan kita untuk menghadapi segala masalah dalam kehidupan kita.
Apakah ada di dalam kehidupan ini persoalan yang tidak ada hambatan?.
Mari kita buktikan dalam surah Al Baqoroh ayat 214 yang artinya :
“Ataukah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu(cobaan) seperti (yang dialami)orang-orang terdahulu sebelum kamu....”
Kedua, menyinggung bahwa belajar di kelas ipa itu tidak santai ataupun banyak tugas itu bukan merupakan hal yang menyeramkan. Itu semua merupakan bagian dari proses kita menuju tingkat yang lebih tinggi.
Kemudian santai ataupun sibuk semestinya bisa kita kendalikan jika kita mau dan berusaha. Semuanya kembali pada bagaimana cara kita menanggapi dan mengahadapinya, maka kita bisa mengatasi hal tersebut tanpa hambatan yang berarti.
Pandangan kita terhadap sesuatu belum tentu benar seperti yang kita pikirkan. Lihat saja di dalam Al-Qur'an surah Al-Baqoroh ayat 216. Disana dikatakan :
“...Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
Dan yang ketiga, manyangkut tingkat mudah atau sulitnya suatu pelajaran bukanlah hal yang aneh, melainkan hal tersebut sangat wajar. Semua itu juga bergantung bagaimana respon diri kita terhadap apa yang di depan kita. Sugesti merupakan hal yang bisa mempengaruhi kita terhadap yang akan terjadi pada diri kita. Semisal kita dihadapkan pada sebuah masalah ataupun persoalan seperti, selalu mengalami kesulitan dalam pelajaran teertentu. Hal itu tidak semestinya menjadi tembok titik buntu kita terhadap persoalan tersebut malahan disitulah tingkatan kita diuji sebagi siswa yang sudah mengenyam bangku pendidikan dalam waktu yang bisa dipertimbangkan.
Segala sesuatu membutuhkan tahapan dalam sebuah prosesnya. Tidak mungkin selamanya hal itu mudah dan juga sebaliknya. Kehidupan ini adalah rangkaian pembelajaran. Hidup ini adalah perputaran. Kadang di atas kadang di bawah atau kadang mudah kadang juga susah. Dalam surah Al Insyiroh ayat 6 pun dikatakan :
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan"
Itulah sedikit tanggapan saya atas argumen-argumen yang saya rasa selama ini berdampak negatif dan cukup fatal secara tidak langsung terhadap perkembangan cara berpikir individu. Semoga kita bisa menjadi individu yang cerdas dalam menghadapi kehidupan ini dan tentu saja segala permasalahan hendaklah kita kembalikan pada Al Qur'an dan As sunah.
No comments:
Post a Comment